Senin, 10 Oktober 2016

Definisi Oseanografi



BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Definisi Oseanografi
Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang murni, tetapi merupakan perpaduan dari bermacam-macam ilmu dasar yang lain. Ilmu-ilmu lain yang termasuk di dalamnya ialah ilmu tanah (geology), ilmu bumi (geography), ilmu fisika (physics), ilmu kimia (chemistry), ilmu hayat (biology) dan ilmu iklim (meteorology). Namun demikian, ilmu oseanografi biasanya hanya dibagi menjadi empat cabang ilmu saja, yaitu :

1.    Fisika Oseanografi
Ilmu ini mempelajari hubungan antara sifat-sifat fisika yang terjadi dalam lautan sendiri dan yang terjadi antara lautan dengan atmosfer dan daratan. Hal ini termasuk kejadian-kejadian pokok seperti terjadinya tenaga pembangkit pasang dan gelombang, iklim dan sistem arus-arus yang terdapat di lautan dunia.
2.    Geologi Oseanografi
Ilmu geologi penting artinya bagi kita dalam mempelajari asal lautan yang telah berubah lebih dari berjuta-juta tahun yang lalu. Termasuk di dalamnya adalah penelitian tentang lapisan kerak bumi, gunung berapi dan terjadinya gempa bumi.
3.    Kimia Oseanografi
Ilmu ini berhubugan dengan reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam dan di dasar laut juga menganalisa sifat-sifat dari air laut itu sendiri.
4.    Biologi Oseanografi
Cabang ilmu oseanografi ini sering dinamakan sebagai biologi laut. Dimana disini dipelajari semua organisme-organisme yang hidup di lautan, termasuk hewan-hewan yang berukuran sangat kecil (plankton) dan juga hewan-hewan yang berukuran besar dan tumbuhan-tumbuhan air.
2.2 Sejarah dan Perkembangan Ilmu Oseanografi
Manusia tertarik pada lautan dapat ditinjau kembali pada permulaan zaman peradaban manusia, ketika pengetahuan tentang dunia dibatasi pada negara-negara dimana kapal-kapal pelaut dapat pergi dan kembali. Pada waktu itu bentuk dari peta sangat penting artinya. Dimana bentuk peta ini menjadi semakin tepat begitu pelayaran menyebrangi lautan makin lama makin menempuh jarak yang jauh dan sering dilakukan. Pada zaman Ptolomeus, abad kedua sebelum masehi, lautan Mediterania bagian Utara Afrika dan bagian pantai Selatan Asia daratan telah dipetakan dengan sempurna. Pengetahuan tentang lautan juga turut berkembang pada arah yang lain.
Pada abad keempat sebelum Masehi seorang sarjana terkemuka bangsa Yunani, Aristoteles, telah melakukan suatu penelitian yang mendetail mengenai hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan laut. Dimana dia secara cermat telah menjelaskan dan mengklasifikasikan organisme-organisme tersebut. Akhirnya pada abad kesatu sebelum Masehi, hubungan antar gerakan pasang dan letak dari bulan telah dimengerti oleh manusia untuk pertama kali. Pengertian ini mendorong manusia untuk mampu membuat ramalan yang tepat. Manusia pada mulanya telah menggunakan pengalaman mereka tentang adanya perubahan iklim di lautan, sehingga dapat memanfaatkannya sebagai sarana untuk berdagang. Keadaan di lautan Hindia misalnya, merupakan suatu daerah yang unik yang cocok untuk dipakai sebagai contoh. Angin musim yang bertiup dari arah tenggara pada waktu terjadi musim panas di belahan bumi utara dan akan bertiup dari arah yang berlawanan (Timur Laut), pada waktu di belahan bumi sebelah utara terjadi musim dingin. Hal ini memungkinkan kapal-kapal dengan peralatan pelayaran yang paling sederhana dapat menyebrangi lautan pada satu musim dan kembali pada musim berikutnya.
Pelayaran-pelayaran besar juga sama pentingnya dalam memetakan garis pantai dan lautan-lautan dunia dalam perkembangan sejarah berikutnya. Sebagai contoh, seorang bangsawan Portugis Ferdinando Magelhaens telah mengadakan suatu pelayaran menegelilingi dunia pada abad ke 14 setelah Masehi. Dia telah membuktikan, bahwa bumi ini berbentuk bulat tidak datar seperti yang diperkirakan oleh orang banyak pada waktu sebelumnya. Pada abad ke 18 seorang bangsa Inggris yang bernama James Cook membuat seluruh peta dari Lautan Pasifik dan memperlihatkan adanya sebuah daratan yang terletak pada bagian selatan kutub kutub yang selalu tertutup oleh es. Beberapa ekspedisi oseanografi penting lainnya telah dilakukan oleh Challenger (1872-1875), Gazelle (1874-1876), Vitiaz (1886-1889) dan Meteor (1925-1927). Ekspedisi Challenger khususnya,  telah membuat bantuan tambahan pengetahuan yang penting. Dimana membuat 492 kali pengukuran kedalaman, 133 kali pengambilan contoh dasar laut dan mengumpulkan data-data iklim, arus laut, suhu laut, komposisi air laut dan contoh-contoh sedimen dasar dari 362 stasiun penelitian yang berbeda. Ekspedisi ini telah mengadakan penelitian yang lama dan beberapa kali di perairan Asia Tenggara.
Pada saat ini ilmu oseanografi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang berkembang secara cepat dan membutuhkan ongkos yang mahal dan yang sering bersangkutan dengan kerjasama internasional. Kapal-kapal penelitian oseanografi sekarang telah dilengkapi dengan alat-alat yang rumit yang dapat mengumpulkan data-data fisika, kimia dan biologi secara tepat dan jelas. Beberapa tahun belakang ini merupakan perkembangan dari kapal-kapal yang sering mengadakan penelitian dibawah permukaan air, bahkan sekarang sudah banyak dijumpai adanya laboratorium dibawah air yang sifatnya permanen. Keterangan-keterangan dari satelit yang selalu mengelilingi bumi juga menjadi begitu penting artinya dalam melengkapi data-data tentang gejala arus laut dan pertukaran panas. Dimana hal ini merupakan suatu pekerjaan yang sulit dilakukan dimasa yang lalu. Namun demikian perlu ditekankan, bahwa ilmu oseanografi merupakan suatu ilmu yang relatif masih muda, dimana masih banyak hal-hal lain yang harus dipelajari.

2.3 Penelitian Oseanografi Di Indonesia
Penelitian oseanografi di Indonesia pertama kali dimulai pada tahun 1904 ketika Koningsbener mendirikan sebuah laboratarium perikanan di Jakarta. Pada tahun 1919, laboratorium ini dirubah menjadi laboratorium biologi laut. Setelah ini mengalami beberapa kali perubahan nama mulai dari Lembaga Penelitian Laut, Lembaga Sumber Lautan, Lembaga Penelitian Laut yang akhirnya pada tahun 1970 berubah menjadi Lembaga Oseanologi Nasional.
Lembaga ini sekarang sudah mempunyai sebuah stasiun penelitian yang berjalan dengan baik. Dimana di lengkapi dengan peralatan laboratorium dan kapal-kapal peneliti yang telah melakukan beberapa kali penelitian terhadap kondisi perairan sekitarnya. Diantara aktivitas-aktivitas ini antara lain adalah ekspedisi Rumphius yang telah melakukan serangkaian penelitian. Lembaga ini juga mempunyai sebuah laboratorium lapangan di Pulau Pari yang merupakan salah satu bagian dari Kepulauan Seribu yang terletak di Teluk Jakarta.

2.4 Sumber-Sumber Alam dari Lautan
Lautan merupakan suatu tempat mata pencaharian bagi orang-orang Asia Tenggara yang telah berumur berabad-abad lamanya. Indonesia terdiri dari lebih kurang 13.000 pulau yang tersebar yang kebanyakan penduduknya berjumlah 140.000.000bertempat tinggal berbatasan dengan lautan. Perairan di Asia Tenggara banyak dipelajari, perairan di daerah ini telah menarik beberapa exspedisi oseanografi internasional antara lain Challengger (1872-1875), Siboga (1899-1900), Snellius (1929-1930), dan Galathea (1951). Penelitian yang dilakukan lembaga Oseanografi Nasional- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Jakarta . salah satu alasan yang menarik dari lautan disekitar daerah ini adalah sifat kompleksnya mereka. Sebagai contoh adalah sifat continental shelf, continental slope, trench laut yang dalam dan kepulauan vulkanik dan terumbu karang yang umum terdapat di sekitar perairan ini.

2.4.1 Sumber-Sumber Fisika dan Kimia
Lautan mengandung sumber-sumber mineral yang jumlahnya berlimpah. Air laut sendiri banyak mengandung zat-zat yang terlarut didalamnya yang merupakan sumber dari beberapa zat kimia penting dan ini adalah salah satu sumber alam yang pertama kali dikelola oleh manusia. Beberapa metode telah dikembangkan dalam mengelola lautan, sehingga pada waktu ini dapat dilakukan pengekstrakan bermacam-macam zat kimia dari air laut. Lautan juga kaya akan deposit mineral-mineral dan beberapa diantaranya terdapat di perairan yang dangkal yang berbatasan dengan daratan. Sebagai contoh, pasir, kerikil, dan karang yang umum dipakai sebagai bahan industri bangunan banyak terdapat di daerah pantai. Beerapa mineral yang sebenarnya berasal dan di bentuk di daratan kemudian tenggelam di laut sebagai suatu hasil dari perubahan permukaan air laut yang terjadi secara terus-menerus. Proses semacam ini terjadi pada bahan mineral cassiterite yang mengandung timah yang diangkut dari daratan ke arah lepas pantai di banyak tempat di indonesia. Mineral ini diendapkan di aliran sungai ketika zaman Pleistocene di mana pada waktu itu permukaan air laut masih rendah. Endapan-endapan ini sekarang sebagian telah tergenang oleh air laut.
Sumber alam yang paling penting ditemukan dari lautan pada zaman modern ini adalah sejumlah besar hidrokarbon atau disebut juga sebagai petroleum atau gas di bawah permukaan dasar laut. Perairan asia tenggara kaya akan cadangan minyak di mana diperkirakan hampir 45% seumber alam yang tersedia di daerah ini berasal dari lapangan minyak lepas pantai. Eksplorasi besar-besaran terhadap hidrokarbon telah dilakukan di beberapa tempat perairan asia tenggara sejak tahun 1963 yang kemudian ditemukan serentetan ladang minyak yang baru, sehingga menaikkan pendapatan minyak (gambar 2.4). lapangan-lapangan minyak lepas pantai yang berhasil sampai sekarang masih tersebar pada area-area yang terbatas di perairan yang relatif dangkal.
Lautan dalam merupakan suatu tempat bagi sumber-sumber mineral lain. sebagai contoh, mangan nodule adalah jenis mineral lau dalam yang masih belum dikelola. Nodule-nodule ini terdiri dari cincin-cincin oksida dan hidroksida dari logam besi dan mangan yang terdapat di sekitar pusat lingkaran dari sebuah inti. Mereka ini mempunyai bermacam-macam ukuran diameter mulai dari beberapa mikron sampai yang mempunyai berat berton-ton. Bahan metal lainnya yang perlu dicatat adalah tembaga dan nikel dan juga sejumlah kecil kobalt yang telah bergabung ke dalam mangan nodule.
Lautan juga sudah dipergunakan sebagai suatu sumber pembangkit tenaga listrik di beberapa tempat di dunia. Tenaga ini diperoleh dari gerakan air pasang. Arus yang berasal dari air pasang dibiarkan mengalir masuk ke dalam suatu dam penampung dan aliran ini mengakibatkan suatu gerakan lambat yang kemudian dapat menggerakan mesin turbin yang akan menghasilkan tenaga listrik. Akan tetapi tenaga pembangkit listrik semacam ini hanya dapat mempunyai arti ekonomi di daerah-daerah yang mempunyai perbedaan air pasang (yaitu perbedaan antara air pasang tinggi dan air pasang rendah) yang besar. Paling tidak mempunyai perbedaan sebesar 5 meter. Hal ini hanya dapat dijumpai pada beberapa tempat saja di dunia.

2.4.2 Sumber-Sumber Biologi, Perikanan dan Budidaya
Lautan yang berbatasan dengan daratan biasanya mempunyai sumber perikanan yang berpotensi tinggi. Dari jumlah seluruh daerah lautan, hanya 8% saja yang merupakan daerah dangkal continental shelf dan hampir seluruh produksi ikan dunia berasal dari daerah ini. daerah-daerah upwelling di mana airnya kaya akan nutrient merupakan suatu daerah yang penting. Mereka ini hanya meliputi 0,1% bagian saja dari jumlah seluruh lautan, tetapi menghasilkan sekitar  25% dari jumlah tangkapan ikan per tahun dunia.
Lautan yang berbatasan dengan daratan biasanya mempunyai sumber prikanan yang berpotensi tinggi. Dari jumlah seluruh daerah lautan, hanya 8% saja yang merupakan daerah dangkal continental shelf. Dan hampir seluruh produksi ikan airnya kaya dengan nutrient merupakan suatu daerah upwelling di mana mereka ini hanya meliputi 0,1% bagian saja dari jumlah seluruh lautan, tetapi menghasilkan sekitar 25% dari jumlah tangkapan ikan pertahun dunia.
Di indonesia sudah dijumpai upwelling dan daerah-daerah pantai mempunyai persediaan ikan yang banyak dan industri perikan yang sangat penting. Diperkirakan bahwa 67% protein hewani yang dikonsumsi oleh masyrakat indonesia berasal dari ikan. Ini kira-kira berjumah 1,7 juta ton atau sama dengan 11,7 kg per orang/tahun. Pendapatan devisa negara yang berasal dari sektor perikanan juga sangat mengesankan. Sekitar 1,7% dari devisa yang diterima oleh negara.
Gambar. Jumlah produksi ikan di indonesia antara tahun 1968 sampai dengan 1979. Produksi ikan laut meningkat pada priode waktu tersebut.

2.5 Pengelolaan Sumber-Sumber Alam Lautan
Hampir seluruh mineral yang berasal dari lautan mempunyai sifat tidak dapat di perbaharui (no-renewable). Dengan kata lain berarti bahwa sebenarnya mereka ini dapat diperbaharui secara lambat sekali, tetapi jumlah yang diexploitasikan juah melebihi kemampuan mereka untuk membentuk diri kembali.
Sebagai contoh beberapa sumber alam hanya dapat diekploitasi dalam jangka waktu yang terbatas saja sampai akhirnya akan habis dipakai sama sekali. Minyak bumi adalah termasuk golongan mineral semacam ini. Oleh karena itu manusia dipaksa untuk mencari bentuk sumber energi yang lain.
Over-fishing adalah suatu cara penangkapan ikan secara terus-menerus yang dapat mengakibatkan suatu efek yang membayakan bagi persediaan ikan. Hal tersebut dapat ditinjau dalam dua cara penangkapan yang berbeda. Pertama dengan ikan yang berukuran besar saja dari suatu populasi akan menyebabkan turunnya ukuran ikan secara perlahan-lahan. Akibatnya nelayan akan menangkap ikan dengan ukuran rata-rata kecil, sehingga mereka harus membutuhkan upaya yang lebih besar. Kedua, penangkapan intensif dapat menurunkan jumlah hasil tangkapan secara keseluruhan dan hal ini juga memaksa para nelayan untuk menaikkan usaha mereka agar dapat menjaga jumlah hasil tangkapan yang sama.
Jumlah maksimum ikan yang dapat diambil dari populasi tanpa merusak kemampuan mereka untuk sempat memperbaharui dinamakan sebagai maksimum suistainnble vield. Dapat dipercaya bahwa sekitar 4.000.000 ton ikan pertahun dihasilkan oleh laut-laut di indonesia.
Faktor-faktor sosial memegang peranan penting didalam menangani masalah kebijakan perikanan dibanyak negara seperti indonesia dimana hampir 98% dari jumlah nelayan dinegara ini tergolong berpenghasilan kecil. Kebanyakan dari mereka masih menggunakan tehnik-tehnik penangkapan tradisional dan hanya 2% saja yang sudah mengunakan sistem modern.
Memberi suatu metode sistem perikanan modern secara tiba-tiba kepada nelayan menunjukan persaingan yang tidak sehat bagi berjuta-juta orang, sehingga menyebabkan penghidupan mereka menjadi tertanggu. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah indonesia telah memberikan petunjuk-petunjuk kebijaksanaan pengelolaan dalam menangani masalah-masalah nelayan kecil yang isinya antara lain :
1.      Pembatasan terhadap penggunaan beberapa macam alat penangkapan dengan cara membatasi daerah-daerah penangkapannya.
2.      Alat penangkapan dengan jenis jaring trawl (pukat harimau) dilarang guna melindungi penangkapan ikan yang selektif.
3.      Pengembangan pusat daerah perikanan dimana stok perikanannya kurang dapat dimanfaatkan dengan cara yang lebih cocok seperti memelihara ikan ditambak-tambak.
4.      Menyediakan kursus latihan kepada nelayan dan petani ikan agar mereka dapat meningkatkan kemampuan teknik dan cara pengelolaan yang benar.
5.      Menyediakan  modal kredit bagi nelayan kecil untuk membantu mereka membeli alat alat penangkapan yang lebih modern.
6.      Miningkatkan fasilitas-fasilitas pemasaran dipelabuhan perikanan.
7.      Membangun balai-balai ikan untuk membantu penyediaan bibit ikan (nener) bagi para petani, sehingga mereka dapat mengelola kolam atau tambak mereka dengan ongkos yang lebih ringan.

2.5.1 Pencemaran Lingkungan
Satu hal yang merupakan masalah yang sedang diperdebatkan sampai saat ini adalah manusia sebagai penyebab timbulnya pencemaran diperairan pantai. Pengelolaan yang berlebihan terhadap sumber-sumber alam didaerah daratan akan  memberikan pengaruh yang panjang dan mengakibatkan efek kerusakan yang ada dilautan. Sebagai contoh, penebangan hutan-hutan yang tidak terkontrol akan menimbulkan erosi yang cepat dan hilangnya berjuta-juta ton lapisan tanah melaui aliran-aliran yang berdekatan dengan mulut sungai dimana hal ini dapat merusak terumbu karang.
Buangan-buangan industri dari perusahaan industri kimia dapat merupakan suatu hal yang berbahaya. Percobaan untuk membasmi hama serangga dengan menggunakan obat-obat pestisida dalam jumlah yang sangat berlebihan terbukti dapat memberikan pengaruh yang jauh dan lama. Sebagai contoh obat pembasmi hama DDT. Obat ini adalah salah satu jenis pestisida yang berbahaya yang dipakai untuk membunuh hama serangga yang biasa menyerang padi disawah-sawah.mereka ini mempunyai waktu kerja yang sangat lama dimana akhirnya akan terbawa oleh air hujan dan mengalir sampai ketambak-tambak. Akibatya mereka dapat menghancurkan pemeliharaan udang dan ikan di tambak-tambak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar