BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Oseanografi
Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang
mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang
murni, tetapi merupakan perpaduan dari bermacam-macam ilmu dasar yang lain.
Ilmu-ilmu lain yang termasuk di dalamnya ialah ilmu tanah (geology), ilmu bumi
(geography), ilmu fisika (physics), ilmu kimia (chemistry), ilmu hayat
(biology) dan ilmu iklim (meteorology). Namun demikian, ilmu oseanografi
biasanya hanya dibagi menjadi empat cabang ilmu saja, yaitu :
1. Fisika
Oseanografi
Ilmu ini mempelajari
hubungan antara sifat-sifat fisika yang terjadi dalam lautan sendiri dan yang
terjadi antara lautan dengan atmosfer dan daratan. Hal ini termasuk
kejadian-kejadian pokok seperti terjadinya tenaga pembangkit pasang dan
gelombang, iklim dan sistem arus-arus yang terdapat di lautan dunia.
2. Geologi
Oseanografi
Ilmu geologi penting
artinya bagi kita dalam mempelajari asal lautan yang telah berubah lebih dari
berjuta-juta tahun yang lalu. Termasuk di dalamnya adalah penelitian tentang
lapisan kerak bumi, gunung berapi dan terjadinya gempa bumi.
3. Kimia
Oseanografi
Ilmu ini berhubugan
dengan reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam dan di dasar laut juga
menganalisa sifat-sifat dari air laut itu sendiri.
4. Biologi
Oseanografi
Cabang ilmu oseanografi ini sering
dinamakan sebagai biologi laut. Dimana disini dipelajari semua
organisme-organisme yang hidup di lautan, termasuk hewan-hewan yang berukuran
sangat kecil (plankton) dan juga hewan-hewan yang berukuran besar dan
tumbuhan-tumbuhan air.
2.2 Sejarah dan Perkembangan Ilmu Oseanografi
Manusia tertarik pada lautan dapat ditinjau kembali pada permulaan
zaman peradaban manusia, ketika pengetahuan tentang dunia dibatasi pada
negara-negara dimana kapal-kapal pelaut dapat pergi dan kembali. Pada waktu itu
bentuk dari peta sangat penting artinya. Dimana bentuk peta ini menjadi semakin
tepat begitu pelayaran menyebrangi lautan makin lama makin menempuh jarak yang
jauh dan sering dilakukan. Pada zaman Ptolomeus, abad kedua sebelum masehi,
lautan Mediterania bagian Utara Afrika dan bagian pantai Selatan Asia daratan
telah dipetakan dengan sempurna. Pengetahuan tentang lautan juga turut
berkembang pada arah yang lain.
Pada abad keempat sebelum Masehi seorang sarjana terkemuka bangsa
Yunani, Aristoteles, telah melakukan suatu penelitian yang mendetail mengenai
hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan laut. Dimana dia secara cermat telah
menjelaskan dan mengklasifikasikan organisme-organisme tersebut. Akhirnya pada
abad kesatu sebelum Masehi, hubungan antar gerakan pasang dan letak dari bulan
telah dimengerti oleh manusia untuk pertama kali. Pengertian ini mendorong
manusia untuk mampu membuat ramalan yang tepat. Manusia pada mulanya telah
menggunakan pengalaman mereka tentang adanya perubahan iklim di lautan,
sehingga dapat memanfaatkannya sebagai sarana untuk berdagang. Keadaan di
lautan Hindia misalnya, merupakan suatu daerah yang unik yang cocok untuk
dipakai sebagai contoh. Angin musim yang bertiup dari arah tenggara pada waktu
terjadi musim panas di belahan bumi utara dan akan bertiup dari arah yang
berlawanan (Timur Laut), pada waktu di belahan bumi sebelah utara terjadi musim
dingin. Hal ini memungkinkan kapal-kapal dengan peralatan pelayaran yang paling
sederhana dapat menyebrangi lautan pada satu musim dan kembali pada musim
berikutnya.
Pelayaran-pelayaran besar juga sama pentingnya dalam memetakan garis
pantai dan lautan-lautan dunia dalam perkembangan sejarah berikutnya. Sebagai
contoh, seorang bangsawan Portugis Ferdinando Magelhaens telah mengadakan suatu
pelayaran menegelilingi dunia pada abad ke 14 setelah Masehi. Dia telah
membuktikan, bahwa bumi ini berbentuk bulat tidak datar seperti yang
diperkirakan oleh orang banyak pada waktu sebelumnya. Pada abad ke 18 seorang
bangsa Inggris yang bernama James Cook membuat seluruh peta dari Lautan Pasifik
dan memperlihatkan adanya sebuah daratan yang terletak pada bagian selatan
kutub kutub yang selalu tertutup oleh es. Beberapa ekspedisi oseanografi
penting lainnya telah dilakukan oleh Challenger
(1872-1875), Gazelle (1874-1876), Vitiaz (1886-1889) dan Meteor (1925-1927).
Ekspedisi Challenger khususnya, telah membuat bantuan tambahan pengetahuan
yang penting. Dimana membuat 492 kali pengukuran kedalaman, 133 kali
pengambilan contoh dasar laut dan mengumpulkan data-data iklim, arus laut, suhu
laut, komposisi air laut dan contoh-contoh sedimen dasar dari 362 stasiun
penelitian yang berbeda. Ekspedisi ini telah mengadakan penelitian yang lama
dan beberapa kali di perairan Asia Tenggara.
Pada saat ini ilmu oseanografi merupakan suatu cabang ilmu
pengetahuan yang berkembang secara cepat dan membutuhkan ongkos yang mahal dan
yang sering bersangkutan dengan kerjasama internasional. Kapal-kapal penelitian
oseanografi sekarang telah dilengkapi dengan alat-alat yang rumit yang dapat
mengumpulkan data-data fisika, kimia dan biologi secara tepat dan jelas.
Beberapa tahun belakang ini merupakan perkembangan dari kapal-kapal yang sering
mengadakan penelitian dibawah permukaan air, bahkan sekarang sudah banyak
dijumpai adanya laboratorium dibawah air yang sifatnya permanen. Keterangan-keterangan
dari satelit yang selalu mengelilingi bumi juga menjadi begitu penting artinya
dalam melengkapi data-data tentang gejala arus laut dan pertukaran panas.
Dimana hal ini merupakan suatu pekerjaan yang sulit dilakukan dimasa yang lalu.
Namun demikian perlu ditekankan, bahwa ilmu oseanografi merupakan suatu ilmu
yang relatif masih muda, dimana masih banyak hal-hal lain yang harus
dipelajari.
2.3 Penelitian Oseanografi Di Indonesia
Penelitian oseanografi di Indonesia pertama kali dimulai pada tahun 1904
ketika Koningsbener mendirikan sebuah laboratarium perikanan di Jakarta. Pada
tahun 1919, laboratorium ini dirubah menjadi laboratorium biologi laut. Setelah
ini mengalami beberapa kali perubahan nama mulai dari Lembaga Penelitian Laut,
Lembaga Sumber Lautan, Lembaga Penelitian Laut yang akhirnya pada tahun 1970
berubah menjadi Lembaga Oseanologi Nasional.
Lembaga ini sekarang sudah mempunyai sebuah stasiun penelitian yang
berjalan dengan baik. Dimana di lengkapi dengan peralatan laboratorium dan
kapal-kapal peneliti yang telah melakukan beberapa kali penelitian terhadap
kondisi perairan sekitarnya. Diantara aktivitas-aktivitas ini antara lain
adalah ekspedisi Rumphius yang telah
melakukan serangkaian penelitian. Lembaga ini juga mempunyai sebuah laboratorium
lapangan di Pulau Pari yang merupakan salah satu bagian dari Kepulauan Seribu
yang terletak di Teluk Jakarta.
2.4 Sumber-Sumber
Alam dari Lautan
Lautan merupakan suatu tempat mata pencaharian
bagi orang-orang Asia Tenggara yang telah berumur berabad-abad lamanya.
Indonesia terdiri dari lebih kurang 13.000 pulau yang tersebar yang kebanyakan
penduduknya berjumlah 140.000.000bertempat tinggal berbatasan dengan lautan.
Perairan di Asia Tenggara banyak dipelajari, perairan di daerah ini telah menarik
beberapa exspedisi oseanografi internasional antara lain Challengger
(1872-1875), Siboga (1899-1900), Snellius (1929-1930), dan Galathea (1951).
Penelitian yang dilakukan lembaga Oseanografi Nasional- Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia di Jakarta . salah satu alasan yang menarik dari lautan
disekitar daerah ini adalah sifat kompleksnya mereka. Sebagai contoh adalah
sifat continental shelf, continental slope, trench laut yang dalam dan
kepulauan vulkanik dan terumbu karang yang umum terdapat di sekitar perairan
ini.
2.4.1
Sumber-Sumber Fisika dan Kimia
Lautan mengandung sumber-sumber mineral yang
jumlahnya berlimpah. Air laut sendiri banyak mengandung zat-zat yang terlarut
didalamnya yang merupakan sumber dari beberapa zat kimia penting dan ini adalah
salah satu sumber alam yang pertama kali dikelola oleh manusia. Beberapa metode
telah dikembangkan dalam mengelola lautan, sehingga pada waktu ini dapat
dilakukan pengekstrakan bermacam-macam zat kimia dari air laut. Lautan juga
kaya akan deposit mineral-mineral dan beberapa diantaranya terdapat di perairan
yang dangkal yang berbatasan dengan daratan. Sebagai contoh, pasir, kerikil,
dan karang yang umum dipakai sebagai bahan industri bangunan banyak terdapat di
daerah pantai. Beerapa mineral yang sebenarnya berasal dan di bentuk di daratan
kemudian tenggelam di laut sebagai suatu hasil dari perubahan permukaan air
laut yang terjadi secara terus-menerus. Proses semacam ini terjadi pada bahan
mineral cassiterite yang mengandung timah yang diangkut dari daratan ke arah
lepas pantai di banyak tempat di indonesia. Mineral ini diendapkan di aliran
sungai ketika zaman Pleistocene di mana pada waktu itu permukaan air laut masih
rendah. Endapan-endapan ini sekarang sebagian telah tergenang oleh air laut.
Sumber alam yang paling penting
ditemukan dari lautan pada zaman modern ini adalah sejumlah besar hidrokarbon
atau disebut juga sebagai petroleum atau gas di bawah permukaan dasar laut.
Perairan asia tenggara kaya akan cadangan minyak di mana diperkirakan hampir
45% seumber alam yang tersedia di daerah ini berasal dari lapangan minyak lepas
pantai. Eksplorasi besar-besaran terhadap hidrokarbon telah dilakukan di
beberapa tempat perairan asia tenggara sejak tahun 1963 yang kemudian ditemukan
serentetan ladang minyak yang baru, sehingga menaikkan pendapatan minyak
(gambar 2.4). lapangan-lapangan minyak lepas pantai yang berhasil sampai
sekarang masih tersebar pada area-area yang terbatas di perairan yang relatif
dangkal.
Lautan dalam merupakan suatu tempat
bagi sumber-sumber mineral lain. sebagai contoh, mangan nodule adalah jenis
mineral lau dalam yang masih belum dikelola. Nodule-nodule ini terdiri dari
cincin-cincin oksida dan hidroksida dari logam besi dan mangan yang terdapat di
sekitar pusat lingkaran dari sebuah inti. Mereka ini mempunyai bermacam-macam
ukuran diameter mulai dari beberapa mikron sampai yang mempunyai berat
berton-ton. Bahan metal lainnya yang perlu dicatat adalah tembaga dan nikel dan
juga sejumlah kecil kobalt yang telah bergabung ke dalam mangan nodule.
Lautan juga sudah dipergunakan
sebagai suatu sumber pembangkit tenaga listrik di beberapa tempat di dunia.
Tenaga ini diperoleh dari gerakan air pasang. Arus yang berasal dari air pasang
dibiarkan mengalir masuk ke dalam suatu dam penampung dan aliran ini
mengakibatkan suatu gerakan lambat yang kemudian dapat menggerakan mesin turbin
yang akan menghasilkan tenaga listrik. Akan tetapi tenaga pembangkit listrik
semacam ini hanya dapat mempunyai arti ekonomi di daerah-daerah yang mempunyai
perbedaan air pasang (yaitu perbedaan antara air pasang tinggi dan air pasang
rendah) yang besar. Paling tidak mempunyai perbedaan sebesar 5 meter. Hal ini
hanya dapat dijumpai pada beberapa tempat saja di dunia.
2.4.2
Sumber-Sumber Biologi, Perikanan dan Budidaya
Lautan yang berbatasan dengan
daratan biasanya mempunyai sumber perikanan yang berpotensi tinggi. Dari jumlah
seluruh daerah lautan, hanya 8% saja yang merupakan daerah dangkal continental
shelf dan hampir seluruh produksi ikan dunia berasal dari daerah ini. daerah-daerah
upwelling di mana airnya kaya akan nutrient merupakan suatu daerah yang
penting. Mereka ini hanya meliputi 0,1% bagian saja dari jumlah seluruh lautan,
tetapi menghasilkan sekitar 25% dari
jumlah tangkapan ikan per tahun dunia.
Lautan yang berbatasan dengan daratan biasanya mempunyai sumber
prikanan yang berpotensi tinggi. Dari jumlah seluruh daerah lautan, hanya 8%
saja yang merupakan daerah dangkal continental shelf. Dan hampir seluruh
produksi ikan airnya kaya dengan nutrient merupakan suatu daerah upwelling di
mana mereka ini hanya meliputi 0,1% bagian saja dari jumlah seluruh lautan,
tetapi menghasilkan sekitar 25% dari jumlah tangkapan ikan pertahun dunia.
Di indonesia sudah dijumpai upwelling dan daerah-daerah pantai
mempunyai persediaan ikan yang banyak dan industri perikan yang sangat penting.
Diperkirakan bahwa 67% protein hewani yang dikonsumsi oleh masyrakat indonesia
berasal dari ikan. Ini kira-kira berjumah 1,7 juta ton atau sama dengan 11,7 kg
per orang/tahun. Pendapatan devisa negara yang berasal dari sektor perikanan
juga sangat mengesankan. Sekitar 1,7% dari devisa yang diterima oleh negara.
Gambar. Jumlah produksi ikan di indonesia antara tahun 1968 sampai dengan
1979. Produksi ikan laut meningkat pada priode waktu tersebut.
2.5
Pengelolaan Sumber-Sumber Alam Lautan
Hampir seluruh mineral yang berasal dari lautan mempunyai sifat
tidak dapat di perbaharui (no-renewable). Dengan kata lain berarti bahwa
sebenarnya mereka ini dapat diperbaharui secara lambat sekali, tetapi jumlah
yang diexploitasikan juah melebihi kemampuan mereka untuk membentuk diri
kembali.
Sebagai contoh beberapa sumber alam hanya dapat diekploitasi dalam
jangka waktu yang terbatas saja sampai akhirnya akan habis dipakai sama sekali.
Minyak bumi adalah termasuk golongan mineral semacam ini. Oleh karena itu
manusia dipaksa untuk mencari bentuk sumber energi yang lain.
Over-fishing adalah suatu cara penangkapan ikan secara terus-menerus
yang dapat mengakibatkan suatu efek yang membayakan bagi persediaan ikan. Hal
tersebut dapat ditinjau dalam dua cara penangkapan yang berbeda. Pertama dengan
ikan yang berukuran besar saja dari suatu populasi akan menyebabkan turunnya
ukuran ikan secara perlahan-lahan. Akibatnya nelayan akan menangkap ikan dengan
ukuran rata-rata kecil, sehingga mereka harus membutuhkan upaya yang lebih
besar. Kedua, penangkapan intensif dapat menurunkan jumlah hasil tangkapan
secara keseluruhan dan hal ini juga memaksa para nelayan untuk menaikkan usaha
mereka agar dapat menjaga jumlah hasil tangkapan yang sama.
Jumlah maksimum ikan yang dapat diambil dari populasi tanpa merusak
kemampuan mereka untuk sempat memperbaharui dinamakan sebagai maksimum
suistainnble vield. Dapat dipercaya bahwa sekitar 4.000.000 ton ikan pertahun
dihasilkan oleh laut-laut di indonesia.
Faktor-faktor sosial memegang peranan penting didalam menangani
masalah kebijakan perikanan dibanyak negara seperti indonesia dimana hampir 98%
dari jumlah nelayan dinegara ini tergolong berpenghasilan kecil. Kebanyakan
dari mereka masih menggunakan tehnik-tehnik penangkapan tradisional dan hanya
2% saja yang sudah mengunakan sistem modern.
Memberi suatu metode sistem perikanan modern secara tiba-tiba kepada
nelayan menunjukan persaingan yang tidak sehat bagi berjuta-juta orang, sehingga
menyebabkan penghidupan mereka menjadi tertanggu. Untuk mengatasi masalah ini
pemerintah indonesia telah memberikan petunjuk-petunjuk kebijaksanaan
pengelolaan dalam menangani masalah-masalah nelayan kecil yang isinya antara
lain :
1. Pembatasan
terhadap penggunaan beberapa macam alat penangkapan dengan cara membatasi
daerah-daerah penangkapannya.
2. Alat
penangkapan dengan jenis jaring trawl (pukat harimau) dilarang guna melindungi
penangkapan ikan yang selektif.
3. Pengembangan
pusat daerah perikanan dimana stok perikanannya kurang dapat dimanfaatkan
dengan cara yang lebih cocok seperti memelihara ikan ditambak-tambak.
4. Menyediakan
kursus latihan kepada nelayan dan petani ikan agar mereka dapat meningkatkan
kemampuan teknik dan cara pengelolaan yang benar.
5. Menyediakan modal kredit bagi nelayan kecil untuk
membantu mereka membeli alat alat penangkapan yang lebih modern.
6. Miningkatkan
fasilitas-fasilitas pemasaran dipelabuhan perikanan.
7. Membangun
balai-balai ikan untuk membantu penyediaan bibit ikan (nener) bagi para petani,
sehingga mereka dapat mengelola kolam atau tambak mereka dengan ongkos yang
lebih ringan.
2.5.1
Pencemaran Lingkungan
Satu hal yang merupakan masalah yang sedang diperdebatkan sampai
saat ini adalah manusia sebagai penyebab timbulnya pencemaran diperairan
pantai. Pengelolaan yang berlebihan terhadap sumber-sumber alam didaerah
daratan akan memberikan pengaruh
yang panjang dan mengakibatkan efek kerusakan yang ada dilautan. Sebagai
contoh, penebangan hutan-hutan yang tidak terkontrol akan menimbulkan erosi
yang cepat dan hilangnya berjuta-juta ton lapisan tanah melaui aliran-aliran
yang berdekatan dengan mulut sungai dimana hal ini dapat merusak terumbu
karang.
Buangan-buangan industri dari perusahaan industri kimia dapat
merupakan suatu hal yang berbahaya. Percobaan untuk membasmi hama serangga
dengan menggunakan obat-obat pestisida dalam jumlah yang sangat berlebihan
terbukti dapat memberikan pengaruh yang jauh dan lama. Sebagai contoh obat
pembasmi hama DDT. Obat ini adalah salah satu jenis pestisida yang berbahaya
yang dipakai untuk membunuh hama serangga yang biasa menyerang padi
disawah-sawah.mereka ini mempunyai waktu kerja yang sangat lama dimana akhirnya
akan terbawa oleh air hujan dan mengalir sampai ketambak-tambak. Akibatya mereka
dapat menghancurkan pemeliharaan udang dan ikan di tambak-tambak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar