PAPER GEOGRAFI TANAH
”SIFAT KIMIA TANAH”
Di susun oleh :
Jaka Fadhil Hidayat
(1413034029)

PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata
”tanah” seperti banyak kata umum lainnya, mempunyai beberapa pengertian. Dalam pengertian
tradisional tanah adalah medium alami untuk pertumbuhan tanaman daratan, tanpa
memperhitungkan tanah tersebut mempunyai horizon yang keliatan atau tidak.
Pengertian ini masih merupakan arti yang paling umum dari kata tersebut, dan
perhatian yang terbesar pada tanah terpusat pada pengertian ini. Orang
menganggaptanah adalah penting, oleh karena tanah mendukung kehidupan
tanam-tanaman yang memaso pangan, serat, obat-obatan, dan berbagai keperluan
lain manusia, juga karena mampu menyaring air serta mendaur ulang limbah. Tanah
menutupi permukaan bumi sebagai lapisan yang sambung menyambung, terkecuali
pada batuan tandus, pada wilayah yang terus menerus membeku, atau tertutup air
dalam, atau pada lapisan es terbuka suatu glester. Dalam pengertian ini, tanah
memiliki suatu ketebalan yang ditentukan oleh kedalaman akar tanaman.
Tanah
merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan
organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang,
dan dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut: horison-horison, atau
lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari
suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan
materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan
alami (Soil Survey Staff, 1999). Schoeder (1972) mendefinisikan tanah sebagai
suatu sistem tiga fase yang mengandung air, udara dan bahan-bahan mineral dan
organik serta jasad-jasad hidup, yang karena pengaruh berbagai faktor
lingkungan pada permukaan bumi dan kurun waktu, membentuk berbagai hasil
perubahan yang memiliki ciri-ciri morfologi yang khas, sehingga berperan
sebagai tempat tumbuh bermacam-macam tanaman. Menurut Jooffe dan Marbut (1949),
dua orang ahli Ilmu Tanah dari Amerika Serikat, Tanah adalah tubuh alam yang
terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam terhadap
bahan-bahan alam dipermukaan bumi. Tubuh alam ini dapat berdiferensiasi
membentuk horizon-horizon mieneral maupun organik yang kedalamannya beragam dan
berbeda-beda sifat-sifatnya dengan bahan induk yang terletak dibawahnya dalam
hal morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisik maupun kehidupan biologinya.
Ada tiga hal penting yang dari definisi ini :
- Tanah itu terbentuk dan berkembang dari proses-proses alami
- Adanya diferensiasi profil tanah membentuk horizon-horizon
- Terdapat perbedaan yang menyolok antara sifat-sifat bahan induk dengan horizon-horizon tanah yang terbentuk terutama dalam hal morfologi, kimiafi, fisik dan biologinya.
Darmawijaya
(1990) mendefinisikan tanah sebagai akumulasi tubuh alam bebas, menduduki
sebagain besar permukaan palnet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki
sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap
bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula.
Batas atas dari tanah adalah batas antara tanah dan udara, air dangkal,
tumbuhan hidup, atau bahan tumbuhan yang belum mulai terlapuk. Wilayah yang
dianggap tidak mempunyai tanah, apabila permukaan secara permanen tertutup oleh
air yang terlalui dalam (secara tipikal lebih dari 2.5 m) untuk pertumbuhan
tanam-tanaman berakar. Batas horizontal tanah adalah wilayah dimana tanah
berangsur beralih kedalam, area-area tandus, batuan atau es. Batas bawah yang
memisahkan dari bahan bukan tanah yang terletak dibawahnya, adalah yang paling
sulit ditetapkan. Tanah tersusun dari horizon-horizon dekat permukaan bumi yang
berbeda kontras tehadap bahan induk di bawahnya, telah mengalamiperubahan
interaksi antara iklim, relief dan jasad hidup selama waktu pembentukannya. Biasanya,
pada batas bawah tanah.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan sifat kimia tanah ?
2.
Apa
saja sifat-sifat dari kimia tanah tersebut ?
3. Apa manfaat tanah bagi kehidupan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mendeskripsikan tentang berbagai macam sifat kimia yang ada pada
tanah, serta mendeskripsikan apa saja manfaat tanah bagi kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sifat Kimia Tanah
Tanah memiliki sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi. Sifat
fisik dan biologi tanah dapat dilihat secara kasat mata dan diteliti dengan
warna tanah, tekstur tanah, kepadatan tanah,dan lain-lain. Sifat kimia tanah
mengacu pada sifat dasar tanah yang memiliki derajat keasaman tanah atau pH
yang berbeda-beda, pemupukan yang dilakukan oleh manusia dan kandungan organik
serta mineral di dalam tanah itu sendiri. Sifat kimia tanah berperan besar
dalam menentukan sifat dasar inilah kemudian dapat diteliti bagaimana
memperlakukan dan pembubidayaan tanah. Beberapa sifat kimia yang digunakan
sebagai parameter dalam penelitian ini adalah pH tanah, karbon tanah, nitrogen,
C/N fosfat tersedia tanah. Beberapa sifat kimia tanah dapat menilai apakah
suatu tanah merupakan tanah yang potensial atau tidak. Bahan organik adalah
semua bahan organik di dalam tanah baik yang mati maupun yang hidup,walaupun
organisme hidup (biomassa tanah) hanya menyumbang kurang dari 5% dari total
bahan organik. Jumlah dan sifat bahan organik sangat menentukan sifat biokimia,
fisika, kesuburan tanah dan membantu menetapkan arah proses pembentukan tanah.
Bahan organik menentukan komposisi dan mobilitas kation yang terjerap, warna
tanah, keseimbangan panas, konsistensi, kerapatan partikel, kerapatan isi,
sumber hara, pemantap agregat, karakteristik air, dan aktifitas organisme
tanah.
2.2 Macam Macam Sifat Kimia Tanah
1.Kemasaman Tanah (pH)
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah
yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion
hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin
masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula
ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada
tanahtanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah
alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH-,
maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (Anonim 1991). pH tanah atau
tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan tanah mengandung unsur
hara seperti Nitrogen (N), potassium/kalium (K), dan Pospor (P) dimana tanaman
membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan
terhadap penyakit. Konsentrasi Alumunium dan besi (Fe) yang tinggi pada tanah
memungkinkan terjadinya ikatan terhadap fosfor dalam bentuk alumunium fosfat
atau Fe-fosfat. P yang terikat oleh alumunium tidak dapat digunakan oleh
tanaman makanan ternak. Tanaman makanan ternak yang ditanam pada tanah yang
memiliki pH rendah biasanya juga menunjukkan klorosis (peleburan klorofil
sehingga daun berwarna pucat) akibat kekurangan nitrogen atau kekurangan magnesium.
Selain itu pH tanah rendah memungkinkan terjadinya hambatan terhadap
pertumbuhan mikroorganisme yang bermanfaat bagi proses mineralisasi unsur hara
seperti N dan P dan mikroorganisme yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman,
misalnya bakteri tanah yang dapat bersimbiosis degan leguminosa seperti
Rhizobium atau bersimbiosis dengan tanaman non leguminosa seperti Frankia
sehingga sering dijumpai daun-daun tanaman makanan ternak pada tanah asam
mengalami chlorosis akibat kekurangan N ( Nyakpa,dkk, 1998). Di Indonesia pH
tanah umumnya berkisar 3-9 tetapi untuk daerah rawa seeperti tanah gambut
ditemukan pH dibawah 3 karena banyak mengandung asam sulfat sedangakan di
daerah kering atau daerah dekat pantai pH tanah dapat mencapai di atas 9 karena
banyak mengandung garam natrium.
2. Karbon Organik
Dengan fotosintesis, tanaman mengumpulkan karbon yang ada di
atmosfir yang kadarnya sangat rendah, ditambah air yang diubah menjadi bahan
organik oleh klorofil dengan bantuan sinar matahari. Unsur yang diserap untuk
pertumbuhan dan metabolisme tanaman dinamakan hara tanaman. Mekanisme perubahan
unsur hara menjadi senyawa organik atau energi disebut metabolsime (Kaptan ADB,
2011). Salah satu peranan bahan organik yang penting adalah kemampuanya
bereaksi dengan ion logam untuk membentuk senyawa kompleks. Dengan demikian ion
logam yang bersifat meracuni tanaman serta merugikan penyediaan hara pada tanah
seperti Al, Fe dan Mn dapat diperkecil dengan adanya bahan organik.
Karakteristik bahan organik tanah dapat dilakukan secara sederhana. Contoh
secara kimia berdasarkan dari kadar C-organik.
3. Nitrogen Tanah
Analisis N total tanah
didasari oleh prinsip mengubah N-organik menjadi N-ammonium oleh asam sulfat
yang dipanaskan sekitar 3800C dan menggunakan Cu-sulfat + selenium + Na-sulfat
sebagai katalisator. Proses ini disebut digestasi dan hasilnya disebut digest;
secara keseluruhan disebut kjeldahl digestasi. Asam digest yang mengandung
ammonium dibasakan dengan NaOH sehingga ion ammonium dikonversi menjadi
amoniak. Lalu didestilasi menjadi ammonium hidroksida. NH4OH ditentukan
jumlahnya dengan mentitrasi dengan HCl (Foth,1994). Total N tanah (organik
utama) umumnya diukur setelah didigestasi menggunakan prosedur kjeldahl. Total
bahan organik N (NH4+, NO3-, dan NO2-) biasanya dideterminasi dengan destilasi
menggunakan ekstrak tanah 2 M KCl. Dan setelah didestilasi, N-NO3- bisa
dideterminasi dengan sebuah prosedur asam kromotropik (Tisdale,
dkk.1985).
4. Rasio Karbon dan Nitrogen
Laju dekomposisi sisa tanaman sangat dipengaruhi oleh kandungan
nitrogen dalam jaringan tanaman dimana senyawa protein yang kaya nitrogen akan
mudah terdekomposisi. Protein akan terdekomposisi membentuk asam amino. Laju
metabolisme yang menggunakan asam amino tergantung pada rasio C:N dalam
jaringan tanaman. Jika rasio C:N yang tersedia lebih besar dari 25, semua asam
amino akan dimanfaatkan oleh dekomposer, dan asam amino akan dimineralisasi
membentuk amoniak, dan kemudian amoniak akan ternitrifikasi membentuk nitrat. Perbandingan
C:N sangat menentukan apakah bahan organik akan termineralisasi atau sebaliknya
nitrogen yang tersedia akan terimmobilisasi ke dalam struktur sel
mikroorganisme. Karena C:N rasio pada tanah relatif konstan maka ketika residu
tanaman ditambahkan ke dalam tanah yang memiliki C:N rasio relatif besar,
residu tanaman akan terdekomposisi dan meningkatkan evolusi CO2 ke atmosfer,
dan sebaliknya akan terjadi depresi pada nitrat tanah karena immobilisasi oleh
kimia. Pada lahan ini pada umumnya mempunyai C:N rasio lebih tinggi bila dibanding
C:N rasio pada lahan yang diubah menjadi agroekosistem. Tingginya rasio C:N
pada lahan ini mencerminkan kualitas substrat yang terurai relatif rendah,
karena kualitas substrat yang rendah mencerminkan laju respirasi yang rendah
pula. Rendahnya laju pelepasan karbon pada lahan ini dibanding pada alang-alang
ini disebabkan bahwa tingginya rasio C:N pada lahan hutan berkisar 13 – 16,
sementara pada lahan alang-alang 5 tahun berkisar 9 – 11, dan alang-alang >
10 tahun berkisar 10 – 13. Hubungan antara C:N rasio dengan laju pelepasan
karbon dalam bentuk CO2 melalui persamaan regresi memiliki nilai r2 = 0.78
nyata.
5. Kandungan Fosfat Tanah
Secara umum, fungsi dari P dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai
berikut :
1. Dapat mempercepat pertumbuhan tanaman
2. Dapat mempercepat perkembangan dan pemasakan buah, dan
3. Dapat meningkatkan produksi biji-bijian.
Defisiensi unsur hara P akan menimbulkan hambatan pada pertumbuhan
sistem perakaran, daun dan batang. Dalam tanah fungsi P terhadap tanaman
sebagai zat pembangunan dan terikat dalam senyawa-senyawa organis (Sutedjo,
2002). Tanaman lebih banyak menyerap H2PO-4 dibandingkan HPO=4 dan PO43-.
Kesetimbangan ion-ion ini dalam larutan tanah dikendvalikan oleh pH tanah.
Sebagai tambahan pada pH tanah dan faktor-faktor yang ada hubungannya, bahan
organik dan mikroorganisme mempengaruhi tersedianya fosfor anorganik yang
tampak nyata sekali (Buckman and Brady, 1982). Pada pH tanah yang kurang
6,5 akan banyak Al, dan Mn yang akan mengikat P dalam tanah, reaksinya adalah
sebagai berikut : Al3+ + H2PO4- + 2H2O 2H+ + Al(OH)2 PO4
tidak larut
tidak larut
Cara mengurangi fiksasi fosfor di dalam tanah dapat dilakukan
antara lain sebagai berikut : (a) Mengatur pH yaitu dengan pengapuran (b)
Pemberian bahan organik, pemberian ini akan menghasilkan anion dan kation yang
akan mengurangi fiksasi (c) Mengurangi kontak langsung antara pupuk dengan
tanah. Ketersediaan fosfor tanah untuk tanaman terutama sangat dipengaruhi oleh
sifat dan cirri tanahnya sendiri. Pada ultisol tidak tersedia dan tidak
larutnya fosfor disebabkan fiksasi oleh mineral-mineral liat dan ion-ion Al,
Fe, yang membentuk senyawa kompleks dan tidak larut. Ada beberapa faktor yang
turut mempengaruhi ketersediaan fosfor tanah yaitu: (1) tipe liat, (2) pH
tanah, (3) waktu reaksi, (4) temperatur (5) dan bahan organik.
6. Jerapan dan Pertukaran ion.
Pertukaran kation dan anion dalam
tanah terjadi pada permukaan mineral liat, senyawa anorganik, bahan
organik, dan akar Ion dipertukarkan merupakan proses bolak-balik dimana
kation dan anion dijerap pada permukaan pertukaran dengan kation atau anion
lain dalam fase cair.
KOLOID TANAH
Koloid tanah adalah bahan organik
dan bahan mineral tanah yang sangat halus sehingga mempunyai luas permukaan
yang sangat tinggi persatuan berat. Koloid tanah terdiri dari liat (koloid
anorganik) dan humus (kolod organik). Koloid berukuran kurang dari 1 µ,
sehingga tidak semua fraksi liat (kurang dari 2 µ) termasuk koloid. Koloid
didominasi oleh mineral phyllosilicates, koloid organik, hydrous oxides
dari Fe, Al dan Mn. Koloid tanah memiliki sifat mempunyai bidang permukaan yang
luas per unit massa, tersuspensi dalam air, dan bermuatan positif atau negatif.
Berikut penjelasan bagian-bagian dari koloid tanah :
1.
Koloid Liat
Liat
yang berfungsi sebagai koloid mempunyai ukuran <0,001 mm, sehingga tidak semua fraksi liat di katakan koloid. Koloid
liat tersusun atas mineral-mineral liat seperti, liat silicon dan non-silikat.
Sifat dan cirri-ciri koloid liat antara lain:
- Umumnya berbentuk Kristal,
- Mudah mengalami subsitusi isomorfik
- Umumnya bermuatan negative
- Dapat menjerap air
- Mempunyai
- permukaan yang luas
- Merupakan garam yang bersifat masam
2.
Koloid Humus
Bahan
organik yang bersifat koloid adalah humus yang bermuatan negativeyang berasal
dari gugus karboksil (-COOH) dan fenolik yang di netralkan dan
berasosiasi dengan unit-unit pusat dari koloid humus.muatan koloid humus
tergantung pada PH,ketika masam ion H terikat kuat dan sukar terganti dengan
kation lain,sehingga koloid humus bermuatan negative rendah,sebaliknya pada
keadaan basah ion H berionisasim dan di ikuti oleh ion H fenolik. Perbedaan
utama dari koloid organik (humus) dengan koloid anorganik (liat) adalah bahwa
koloid organik (humus) terutama tersusun oleh C, H dan O sedangkan liat
terutama tersusun oleh Al, Si dan O. Humus bersifat amorf, mempunyai KTK yang
lebih tinggi daripada mineral liat (lebih tinggi dari montmorilonit), dan lebih
mudah dihancurkan jika dibandingkan dengan liat. Sumber muatan negatif dari
humus terutama adalah gugusan karboksil dan gugusan phenol. Muatan dalam humus
adalah muatan tergantung pH. Dalam keadaan masam, H+ dipegang kuat
dalam gugusan karboksil atau phenol, tetapi iktan tersebut menjadi kurang
kekuatannya bila pH menjadi lebih tinggi. Akibatnya disosiasi H+
meningkat dengan naiknya pH, sehingga muatan negatif dalam koloid humus yang
dihasilkan juga meningkat. Berdasar atas kelarutannya dalam asam dan alkali,
humus diperkirakan disusun oleh tiga jenis bagian utama, yaitu asam fulvik,
asam humik dan humin.
7. Kapasitas Pertukaran Kation (KTK)
Kapasitas
Tukar Kation (KTK) adalah kemampuan koloid tanah untuk menyerap dan
mempertukarkan kation. Nilai KTK dipengaruhi oleh sifat dan ciri tanah antara
lain:
- PH tanah
- Tekstur tanah
- Jenis mineral liat
- Bahan organik
- Pengapuran
- Pemupukan.
KTK
merupakan reaksi yang terjadi secara umum,pertukaran kation dengan kation lain
terjadi pada koloid tanah. KPK atau Cation
Exchange Capacity (CEC) merupakan kapasitas tanah untuk menjerap
atau menukar kation. Biasanya dinyatakan dalam miliekuivalen/100 g tanah atau
me %, tetapi sekarang diubah menjadi cmolc/kg tanah (centimoles of charge per
kilogram of dry soil). Nilai KPK tanah bervariasi bergantung kepada tipe and
jumlah koloid di dalam tanah
Kejenuhan
suatu kation adalah perbandingan suatu kation dengan seluruh kation yang
terserap yang dinyatakan dalam persen. Tanah yang mengandung KTK tinggi akan
memerlukan pemupukan kation yang banyak agar dapat tersedia bagi
tanaman,sebaliknya tanah dengan KTK rendah pemupukan kation tertentu tidak bole
banyak,karena mudah tercuci oleh air.
8.
Presentase Kejenuhan Basa (KB)
Persentase
kejenuhan basa (KB) suatu tanah adalah perbandingan antara jumlah
melliequiuvalent(ME) KTK bila kejenuhan basa 40% berarti 40/100 atau 2/3 bagian
dari seluruh KTK ditempati oleh kation basa (Ca, Mg, K, Na) kation Al+3 dan
H+ sehingga pH tanah menjadi rendah dan sebaliknya di daerah
keringkation basa jauh lebih banyak dari kation asam sehingga kation tanah akan
tinggi. Kejenuhan suatu tanah dipengaruhi oleh iklim (curah hujan) dan pH
tanah. Hubungan kejenuhan tanah dengan pH tanah sangat erat yaitujika pH tanah
rendah maka kejenuhan tanah akan rendah.
2.2 Warna Tanah

Warna tanah merupakan sifat morfologi yang bersifat nyata
dan mudah di kenali.Warna tanah dapat di gunakan sebagai petunjuk sifat-sifat
tanah seperti kandungan bahan organik, kondisi drainase, aerase serta
menggunakan warna tanah dalam mengklasifikasikan tanah dan mencirikan perbedaan
horizon-horizon dalam tanah (Hakim,dkk., 1996)
Tanah
dengan drainase yang terhambat biasanya banyak mengandung bahan organik pada
lapisan atas (top soil), sehingga berwarna gelap. Tanah bagian bawah
memiliki sedikit bahan organik sehingga berwarna kelabu muda. Bila
drainase agak baik, air dan suhu menguntungkan untuk peristiwa kimia, besi (Fe)
dalam tanah teroksidasi sehingga menjadi senyawa yang berwarna merah dan kuning
(Foth D, 1998)
Warna
tanah dapat di tentukan dengan buku warna standar dari Munsell Soil Colour
Chart (MSCC), maliputi penentuan warna dasar (matriks). Warna bidang
struktur selaput tanah liat . Warna karatan atau konkresi, warna
jalit, dan warna humus.
Warna tanah
|
Asal
|
Kuning
|
Mineral limonit
|
Cokelat
|
Bahan organik asam yang lapuk
sebagian
|
Putih
|
Mineral silika-kuarsa, kapur, kaolin, bauksit,
aluminium, silikat, gypsum, nitrat, garam-garam yang sudah larut serta
koloida-koloida organis
|
Hitam
|
Bahan organis yang terurai biasanya
berhubungan dengan karbon, magnesium, nesium, dan belerang
|
Merah
|
Mineral
hematit atau turgit
|
Hijau
|
Oksida besi ferrous
|
Biru
|
Mineral lilianit
|
Tabel asal warna tanah
2.3
Perakaran Tanah
Akar
merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan bahan-bahan
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Walaupun memiliki sumbangan
yang sangat penting, seringkali akar tidak dipedulikan karena akar tidak
tampak, maka tidak dipikirkan. Dengan mengubah kondisi lingkungan perakaran
maka terdapat lebih banyak kesempatan untuk merangsang pertumbuhan tanaman
karena akar akan mendukung secara maksimal faktor-faktor kebutuhan bagi
pertumbuhan tanaman dan pertumbuhan panjang dan lingkar akar umumnya
ber-analogi dengan dengan pertumbuhan dan lingkar pada puuknya. Pertumbuhan
akar lebih banyak dipengaruhi oleh hambatan mekanis tanah karena akar sulit
menembus celah-celah tanah yang memiliki kepadatan yang tinggi, kelembapan,
aerasi, tingkat kandungan (mikro)organisme dan unsur-unsur hara yang dibutuhkan
tanaman itu sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan
akar sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanah lingkungannya.
KESUBURAN TANAH
Lahan
adalah matrik tempat tanaman berada. Tanpa lahan, tanaman perkebunan tidak akan
ekonomis untuk diusahakan secara komersial. Lahan yang optimal untuk perkebunan
harus mengacu pada 5 faktor, yaitu :
1. Lingkungan
2. Sifat fisik lahan
3. Sifat kimia tanah
4. Sifat Biologi tanah
5. Unsur-unsur hara dalam tanah
Selain
faktor iklim yang meliputi 4 hal, yaitu :
1. Sinar matahari
2. Suhu udara
3. Udara
4. Air atau curah hujan
Istilah
“kesuburan tanah” merupakan suatu sifat atau keadaan
kompleks yang harus diusahakan tetap optimum. Komponen kesuburan tanah mencakup
kedalaman solum tanah, struktur tanah, kandungan hara, kapasitas simpan,
kandungan humus, jumlah dan kegiatan (mikro)organisme tanah dan kandungan unsur
beracun.
- Kedalaman solum tanah, menunjukkan berapa volume tanah yang dapat dilalui olehsistem perakaran tanaman.
- Struktur tanah, berdasarkan pada ukuran penyebaran dan pembentukan agregat partikel. Hal ini menunjukkan penyebaran dan ukuran pori-pori tanah yang penting dalam penyediaan air dan udara bagi akar.
- Reaksi tanah, yang merupakan indikator dan pengatur proses kimia dalam tanah
- Kandungan hara, dalam tingkat ketersediaan yang berbeda.
- Kapasitas simpan (storage capacity), unsur hara terlarut, baik yang berasal dari pupuk maupun dari dalam tanah.
- Kandungan humus, dan kualitasnya (termasuk perbandingan dalam bentuk yang dapat mengalami mineralisasi).
- Jumlah dan kegiatan (mikro)organisme tanah, sebagai agen proses transformasi dalam tanah.
Tanah
produktif yang kesuburan tanahnya tinggi, baik secara almiah dan/atau karena
perbuatan manusi, terutama disebabkan karena adanya sifat-sifat berikut.
- Hara dalam tanah bersifat mobil dan mudah tersedia
- Kemampuan tanah untuk merubah pupuk menjadi bentuk-bentuk yang tersedia.
- Kemampuan tanah dalam menyimpan hara terlarut dalam air tanah dari proses pencuian.
- Kemampuan tanah untuk menyimpan dan menyediakan air bagi tanaman.
- Kemampuan memelihara aerasi tanah yang baik untuk menjamin ketersediaan oksigen bagi akar.
- Kemampuan tanah untuk tidak mengikat hara dan mengubahnya menjadi bentuk-bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman.
Upaya
pemanfaatan kesuburan tanah dalam konteks pertanian/perkebunan harus memberikan
jaminan produksi yang tinggi, konsisten dan lestari. Oleh sebab itu pembenahan
tanah yang berimbang sangat dibutuhkan untuk merubah ekologi tanah
menjadi layak dan ekonomis untuk diusahakan secara komersial.
2.4 Bentukan Khusus Tanah
Bentuk struktur tanah yang membulat (granuler, remah, gumpal membulat)
menghasilkan tanah dengan daya serap tinggi sehingga air mudah meresap ke
dalam tanah, dan aliran permukaan menjadi kecil, sehingga erosi
juga kecil. Struktur tanah yang mantap tidak akan mudah hancur oleh
pukulan27 pukulan air hujan, akan tahan terhadap erosi. Sebaliknya
struktur tanah yang tidak mantap, sangat mudah oleh pukulan air hujan,
menjadi butir-butir halus sehingga menutup pori-pori tanah. Akibatnya air
infiltrasi terhambat dan aliran permukaan meningkat yang berarti erosi juga
akan meningkat.
- Daya
infiltrasi tanah
Apabila daya infiltrasi tanah besar,
berarti air mudah meresap ke dalam tanah, sehingga aliran permukaan kecil
dan erosi juga kecil.
- Kandungan bahan organik
Kandungan bahan organik menentukan kepekaan
tanah terhadap erosi karena bahan organik mempengaruhi kemantapan struktur
tanah. Tanah yang mantap tahan terhadap erosi. Berikut ini berbagai bentuk
tanah berdasarkan tempatnya:
- Lempeng (Platy), ditemukan di horizon A.
- Prisma (Prosmatic), ditemukan di Horizon B pada daerah iklim kering.
- Tiang (Columnar) ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering.
- Gumpal Bersudut (Angular Blocky) ditemukan pada horizon B di daerah iklim basah.
- Gumpal Membulat (Sub Angular Blocky) ditemukan pada horizon B pada daerah iklim basah.
- Granuler (Granular) ditemukan pada horizon A.
- Remah (Crumb), ditemukan pada horizon A.
2.5 Manfaat Tanah Bagi Kehidupan

Manfaat tanah dalam kehidupan
bukan saja untuk manusia tetapi juga mahluk hidup yang lain seperti hewan dan
tumbuhan. Berbagai sudut pandang dari manfaat tanah tergantung kepentingan
orang yang memanfaatkannya untuk seorang petani tradisional memanfaatkan tanah
sebagai lingkungan tempat tinggal dan sebagai sumber penghidupan, karena dengan
demikian petani tersebut dapat menanam serta memungut hasilnya sebagai bahan
makanan maupun bahan dagang. Hasil ini bisa dimanfaatkan sendiri sebagai pola
hidup subsisten ataupun dijual untuk memenuhi kepentingan yang lain. Berikut
ini adalah berbagai macam manfaat tanah bagi kehidupan :
1. Digunakan untuk lahan pertanian
Tanah
sangat dibutuhkan oleh petani yang menggantungkan hidupnya dari hasil panen.
Jika tanah di lingkungan petani subur, maka akan sangat cocok untuk di tanami
berbagai tanaman. Hasil pertanian tersebut bisa digunakan untuk memenuhi
penghidupan sendiri ataupun bisa dijual sebagai salah satu komoditi pertanian.
2. Bahan baku produksi
Tanah
seperti tanah liat sangat dibutuhkan untuk pembuatan bahan bangunan. Bagi
pengusaha produsen bahan bangunan tentu akan membutuhkan suplai tanah liat yang
melimpah dan juga berkualitas untuk meningkatkan produksinya, mengingat bahan
bangunan sangat di butuhkan untuk pembangunan di negara kita yang semakin
berkembang.
Tanah
liat sangat cocok sebagai bahan baku pembuatan bahan bangunan seperti:
- Batu bata
- Genteng
- Keramik
3. Bahan baku pembuatan seni
Tidak
hanya dibutuhkan bagi pengusaha bahan bangunan. Bagi para seniman yang menjual
hasil karya seninya, tentu sangat bergantung pada manfaat tanah yang mendukung
pembuatan karya seninya. Tanah biasanya digunakan untuk seni rupa
menggunakan jenis tanah liat. Karya seni yang dihasilkan cukup bervariasi
seperti:
- Guci
- Patung
- Cetakan pembuatan topeng
- Ornamen ruangan
4. Bahan peralatan rumah tangga
Kegunaan
tanah juga penting sebagai bahan baku pembuatan peralatan rumah tangga lainnya,
pada umumnya digunakan sebagai bahan baku peralatan dapur, seperti kendi,
tempat menumbuk, dan juga bisa dijadikan alas kompor. Selain itu, tanah bagi
rumah tangga dibutuhkan untuk mendapatkan manfaat tanaman hias
yang ada di halaman rumah, maupun di dalam pot.
5. Sebagai habitat hewan tanah
Tanah
selain alas kehidupan bagi tanaman, juga sebagai tempat bernaung bagi hewan-hewan
yang hidup di dalam tanah, seperti cacing tanah, semut, tikus tanah. Kemudian manfaat cacing tanah ini,
akan menyuburkan tanah
6. Fungsi keseimbangan ekologis
Bagi
manusia tanah sangat berperan penting dalam mempercepat proses penyerapan. Di
perkotaan sangat rawan terjadi banjir karena tanahnya sudah mengeras di jadikan
aspal. Namun tanah turut membantu penyerapan air lebih cepat dilakukan sehingga
air hujan yang turun, tidak terlalu lama tergenang sehingga menyebabkan banjir.
7. Sumber mata air sumur
Manfaat
tanah pada lingkunan, memiliki fungsi penyerapan air yang baik, yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber mata air sumur. Seperti kita ketahui sumber air
sumur berasal dari air tanah bagi kehidupan kita. Sampai saat ini pun di
Indonesia masih banyak yang masih menggunakan air sumur selain air PDAM.
8. Pembuatan tanggul
Tanah
juga sangat bermanfaat dalam pembuatan tanggul. Tepi-tepi sungai yang semakin
meluap bisa diatasi dengan membentuk tanggul di sepanjang pinggir kali. Bahkan
jika anda pernah mengunjungi penanganan bencana lumpur di sidoarjo, tanggul
yang digunakan dibuat dari tanah yang mudah mengeras dan dengan tanggul
tersebut luapan lumpur bisa di tahan.
9. Membantu pembentukan tambang
Tanah
memiliki sifat tertentu dan kepadatan tertentu. Tanah sendiri terdiri
dari lapisan-lapisan yang berbeda kepadatan dan strukturnya. Tanah
membantu proses pelapukan batuan yang membantu pembuatan bahan bakar fosil,
manfaat barang tanbang seperti minyak tanah. Emas hitam yang menjadi salah satu
kebutuhan utama dunia saat ini itu d bentuk dengan dipengaruhi kondisi struktur
tanah pembuatnya.
10. Untuk membuat pulau buatan
Ini
yang dilakukan oleh negara tetangga kita, Singapura. Negara singa ini memiliki
wilayah kecil namun memiliki penduduk yang sangat berkualitas kecerdasannya.
Mereka banyak menciptakan teknologi dan salah satunya dengan menambah keluasan
dataran mereka dengan membangun dataran baru dengan bahan baku tanah.
Walau
kabarnya singapura mengambil tanah tersebut dari indonesia. Namun terlepas itu
semua, apa yang dilakukan Singapura bisa dicontoh untuk diterapkan kota-kota
besar di Indonesia yang ingin menambah luas pelabuhannya, seperti jakarta dan
Surabaya.
BAB
III
KESIMPULAN
Tanah
sebagai benda alam mempunyai sifat-sifat yang bervariasi. Sifat tanah yang
berbeda-beda pada berbagai tempat mencerminkan pengaruh dari berbagai faktor
pembentuknya di alam. Tanah dipandang sebagai alat produksi pertanian, karena
tanah berfungsi sebagai media tumbuhnya tanaman. Produktivitas tanaman
pertanian yang diusahakan banyak ditentukan oleh sifat-sifat tanah yang
bersangkutan, baik sifat fisika tanah, kimiawi tanah, maupun biologi tanah yang
bersangkutan. Sebagai media tumbuhnya tanaman tanah mampu berperan sebagai:
- Tempat berdirinya tanaman
- Tempat menyediakan unsur-unsur hara yang diperlukan oleh tanaman
- Tempat menyediakan air yang dibutuhkan oleh tanaman
- Tempat menyediakan udara bagi pernafasan akar tanaman
b. Bahan
Penyusun Tanah
Tanah
bukan merupakan timbunan bahan padat yang mati dan statis, melainkan merupakan
suatu proses yang dinamis dan hidup yang mengalami perubahan dari waktu ke
waktu. Setiap tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, air tanah.
Bahan mineral berasal dari hasil pelapukan batuan, sedangkan bahan organik
berasal dari hasil penguraian organisme yang mati. Di dalam tanah selalu
terjadi proses destruktif dan konstruktif. Proses destruktif adalah penguraian
bahan mineral dan bahan organik. Sedangkan proses konstruktif adalah proses
penyusunan kembali hasil penguraian bahan mineral dan bahan organik menjadi
senyawa baru.
Adanya
keempat komponen tanah tersebut, serta adanya dinamika di dalamnya, menyebabkan
tanah mampu berperan sebagai media tumbuhnya tanaman. Perbandingan
komponen-komponen tanah pada setiap tempat tergantung pada jenis tanah, lapisan
tanah, pengaruh cuaca dan iklim serta campur tangan manusia.
DAFTAR
PUSTAKA